Makalah Fisioterapi
MAKALAH
Sinar Infrared,Sinar
X,Laser dan Gelombang Suara
Oleh
:
Ainul Yakin A.M
Nim :16007
AKADEMI
TEKNIK ELEKTROMEDIK
MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2017-2018
Kata Pengantar
Puji
syukur kehadirat Allah yang telah melimpahkan berbagai mcam nikmatNya kepada
penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tanpa ada kendala yang
menghambat dalam proses penyusunan ini maka dari itu tak sepatutnyalah kita
menghambakan diri kepada sesuatu yang lain kecuali Allah yang Maha Pemurah dan
beryukur kepadaNya sebagai manifestasi kita sebagai seorang hamba keapda
Tuhannya.
Shalawat serta salam kepada baginda
Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam yang telah memberi contoh,sebagai suri
tauladan yang baik dalam mengarungi kehidupan ini dan beliau pula sebagai sang
revolusioner sejati yang pernah ada dipermukaan bumi ini dalam menjunjung agama
Islam dari titik nol sampai pada kejayaan Islam yang dapat kita rasakan ini.
Adapun makalah ini kami susun
sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Fisioterapi tentang “Sinar Infrared,Sinar X,Sinar Laser dan
Gelombang Suara”
Penyusun menyadari bahwa dalam
makalah ini masihi terdapat kekurangan maupun kekeliruan sehingga pembaca yang
kritis makalah ini dapat membrikan koreksi dan masukan yang sifatnya membangun.
Billahi fisabililhaq Fastabiqul
Khairat
Penyusun
Daftar Isi
Kata
Pengantar...............................................................................................................
Daftar
Isi..........................................................................................................................
Bab
I
1.1 Pendahuluan.....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................
1.3 Tujuan...............................................................................................................
Bab
II
Pembahasan.......................................................................................................
Bab
III Penutup
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................
3.2 Saran.................................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Pendahuluan
Semakin
pesatnya perkembaangan teknologi dizaman now ini membuat para manusia
berlomba-lomba dalam merancang dan membuat alat-alat terobosan baru khususnya
dalam dunia alat kesehatan khusunya pada bidang fisioterapi.
Banyaknya instrument yang digunakan
dalam dunia medis tentu saja karena memiliki tujuan dan manfaat yang jelas
memberi efek yang nyata pada pasien sehingga dapat membantu dalam memulihkan
penyakit yang diderita pasien.
Dalam hal ini seperti pemanfaatan
daripada Infrared sebagai alat yang berguna untuk memberikan efek hangat pada
tubuh psaien,Sinar X yang berguna untuk mendiagnosa penyakit pada pasien,laser
sebagai alat ynag digunakan untuk operasi pada pasien dan gelombang suara yang
juga memiliki manfaat untuk mendiagnosa atau pun memberikan efek terapi kepada
pasien.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1 Apa
pengertian sinar infrared dalam ilmu fisika?
1.2.2 Apa
pengertian sinar x dalam ilmu fisika?
1.2.3
Apa pengertian sinar laser dalam ilmu fisika?
1.2.4
Apa pengertian gelombang suara dalam ilmu fisika?
1.3
Tujuan
1.3.1 Untuk
mengetahui pengertian dari Infrared.
1.3.2
Untuk mengetahui pengertian dari sinar x.
1.3.3 Untuk
mengetahui pengertian dari sinar laser.
1.3.4
Untuk mengetahui pengertian dari gelombang suara.
BAB II
PEMBAHASAN
1.Sinar
Infared
Sinar infra merah merupakan
sinar yang tak tampak oleh mata. Sinar infra merah dibagi menjadi 3 yaitu infra
merah dekat (0,75 um-2,5 um), infra merah menengah (2,5 um-50 um), infra merah
jauh (50 um – 1000 um). Bagaimana sinar ini menghangatkan tubuh dan
memperlancar aliran darah? Berikut ini saya tampilkan grafik koefisien serapan
terhadap panjang gelombang cahaya pada kulit, kornea, dan dinding nadi.
(Gambar diambil dari Niemz, H.M. 2007. Laser-Tissue
Interactions Fundamental and Application. Third Enlarged Edition.
Springer: New York.)
Panjang gelombang sinar infra merah lebih besar dari 700 nm. Grafik tampak semakin menurun seiring dengan meningkatnya panjang gelombang. Sedangkan panjang gelombang cahaya tampak berada pada rentang 400 nm -700 nm. Pada rentang panjang gelombang cahaya tampak, koefisien penyerapannya lebih tinggi dari pada pada rentang panjang gelombang infra merah. Artinya sinar infra merah masuk lebih dalam ke dalam jaringan karena koefisien penyerapannya kecil. Berapa kedalaman penetrasi sinar tersebut ke dalam jaringan? Dengan menggunakan hukum Lambert
Beer yang agak
rumit sedikit kita dapatkan kedalaman penetrasi adalah
Dengan alfa
adalah koefisien serapan. Berikut ini tabel kedalaman penetrasi dari beberapa
panjang gelombang
(Gambar diambil dari Müller, G, K. dan Dörschel, H.
Kar. 1991. Biophysics of the Photoablation Process. Laser in Medical
Science Vol 6:241)
Jadi pada panjang gelombang
infra merah dapat menembus ke dalam jaringan kulit sepanjang beberapa
centimeter. Lalu bagaimana dengan panjang gelombang yang lebih rendah? Kan
penetrasinya juga sangat dalam? Ya, tetapi panjang gelombang tersebut tidak
memberikan efek terapi. Tahu darimana? Inti dalam pembahasan ini dalam efek
termal yang ditimbulkan pada penggunaan sinar infra merah untuk terapi.
(Gambar diambil dari Niemz, H.M. 2007. Laser-Tissue
Interactions Fundamental and Application. Third Enlarged Edition.
Springer: New York.)
Pada
grafik ini koefisien serapan air pada rentang cahaya tampak sangat kecil
sehingga air tampak transparan. Semakin mengarah ke panjang gelombang infra
merah, koefisien serapan semakin membesar. Artinya sinar infra merah diserap
oleh molekul air sehingga molekul air akan bergetar. Getaran ini meningkatkan
energi dari molekul air tersebut. Karena energinya meningkat maka suhunya
meningkat dan tubuh yang terpapar sinar infra merah akan terasa hangat. Efek
lainnya adalah pembuluh darah menjadi lebih lebar dan aliran darah akan
semakin lancar. Terapi ini juga dapat mengurangi rasa nyeri.
Jadi jelas penggunaan sinar
infra merah untuk terapi karena kemampuannya dalam menembus jaringan dan dapat
menggetarkan molekul air dalam tubuh sehingga menghangatkan dan memperlancar
aliran darah.
Contoh alat terapi infra merah seperti gambar
disamping ini
2.
Sinar X
Sinar –x adalah gelombang elektromagnetik yang mempunyai
panjang gelombang 10-8 -10-12 m dan frekuensi sekitar 1016 -1021 hz. Sinar ini
dapat menembus benda-benda lunak seperti
daging dan kulit tetapi tidak dapat menembus benda-benda keras seperti tulang,
gigi, dan logam. Sinar-x sering di gunakan di berbagai bidang seperti bidang
kedokteran, fisika, kimia, mineralogy, metarulugi, dan biologi.
Sinar-x dapat terbentuk
apabila partikel bermuatan misalnya elektron oleh pengaruh gaya inti atom bahan
mengalami perlambatan. Sinar-x yang tidak lain adalah gelombang elektromagnetik
yang terbentuk melalui proses ini disebut sinar-x bremsstrahlung. Sinar-x yang
terbentuk dengan cara demikian mempunyai energi paling tinggi sama dengan
energi kinetik partikel bermuatan pada waktu terjadinya perlambatan.
SIFAT-SIFAT
SINAR X
Sinar
x mempunyai beberapa sifat fisik yaitu daya tembus, pertebaran,
penyerapan,
efek fotografik, fluoresensi, ionisasi dan efek biologik, selain itu,
sinar
x tidak dapat dilihat dengan mata, bergerak lurus yang mana
kecepatannya
sama dengan kecepatan cahaya, tidak dapat difraksikan dengan
lensa
atau prisma tetapi dapat difraksikan dengan kisi kristal. Dapat diserap
oleh
timah hitam, dapat dibelokkan setelah menembus logam atau benda padat,
mempunyai
frekuensi gelombang yang tinggi.
a. Daya tembus
Sinar
x dapat menembus bahan atau massa yang padat dengan daya tembus
yang sangat
besar seperti tulang dan gigi. Makin tinggi tegangan tabung (
besarnya KV)
yang digunakan, makin besar daya tembusnya. Makin rendah
berat atom atau
kepadatan suatu benda, makin besar daya tembusnya.
b. Pertebaran
Apabila
berkas sinar x melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas sinar
tersebut akan
bertebaran keseluruh arah, menimbulkan radiasi sekunder
(radiasi hambur)
pada bahan atau zat yang dilalui. Hal ini akan menyebabkan
terjadinya
gambar radiograf dan pada film akan tampak pengaburan kelabu
secara
menyeluruh. Untuk mengurangi akibat radiasi hambur ini maka
diantara subjek
dengan diletakkan timah hitam (grid) yang tipis.
c. Penyerapan
Sinar
x dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom
atau kepadatan
bahan atau zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau berat
atomnya makin
besar penyerapannya.
d. Fluoresensi
Sinar
x menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium tungstat atau zink
sulfide
memendarkan cahaya (luminisensi). Luminisensi ada 2 jenis yaitu :
1. Fluoresensi,
yaitu memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi sinar x saja.
2. Fosforisensi,
pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saat
walaupun radiasi
sinar x sudah dimatikan (after – glow).
e. Ionisasi
Efek
primer dari sinar x apabila mengenai suatu bahan atau zat dapat
menimbulkan
ionisasi partikel-partikel atau zat tersebut.
f. Efek biologi
Sinar
x akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada jaringan. Efek
biologi ini yang
dipergunakan dalam pengobatan radioterapi.
PEMBUATAN SINAR
X
Untuk
pembuatan sinar X diperlukan sebuah tabung rontgen hampa udara di
mana terdapat
elektron – elektron yang diarahkan dengan kecepatan tinggi pada
suatu sasaran
(target). Dari proses tersebut di atas terjadi suatu keadaan di mana
energi elektron
sebagian besar di rubah menjadi panas ( 99% ) dan sebagian kecil
(1 %) menjadi
sinar x.
Suatu tabung
pesawat rontgen mempunyai beberapa persyaratan yaiatu:
1. Mempunyai
sumber electron
2. Gaya yang
mempercepat gaya electron
3. Lintasan
elektron yang bebas dalam ruang hampa udara
4. Alat pemusat
berkas electron ( focusing cup )
5. Penghenti
gerakan electron
1. Sumber
Elektron
Sebagian sumber
elektron adalah kawat pijar atau filamen pada katode di
dalam tabung
pesawat rontgen. Pemanasan filament dilakukan dengan suatu
transformator
khusus.
2. Gaya yang
mempercepat gerakan elektron
Gaya
tersebut bergantung pada tegangan yang dipasang pada tabung rontgen
3. Lintasan
elektron yang bebas dalam hampa udara
Lintasan
ini terjadi dalam ruang yang praktis hampa udara di antara katoda
dan anoda
4. Alat pemusat
berkas elektron
Alat
ini menyebabkan elektron – elektron tidak bergerak terpencar – pencar
tetapi terarah
ke bidang focus ( focal spot )
5. Penghenti
gerakan elektron
Penghentian
gerakan elektron dapat dibedakan atas keeping Wolfarm yang
ada pada anoda
yang diam dan piring Wolfarm di atas tangkai molybdenum
pada tabung
rontgen anoda berputar. Wolfarm adalah bahan focus yang
mempunyai
titik lebur tinggi mencapai 34000C dan no atom 74.
3.Laser
Laser adalah penguatan cahaya melalui pancaran radiasi yang terstimulasi → Berkas cahaya tersebut dihasilkan oleh adanya rangsangan (stimulasi) dari luar berupa energi foton yang diinteraksikan terhadap bahan aktif laser. Laser merupakan alat yang menggunakan efek mekanika kuantum, pancaran terstimulasi, untuk menghasilkan sebuah cahaya yang koherens dari medium "lasing" yang dikontrol kemurnian, ukuran, dan bentuknya. Daya yang dihasilkan laser antara 1.000 sampai 1.000.000 kali lebih kuat dari bola pijar. Ini menghasilkan panas yang luar biasa.
Jenis-Jenis Laser
Laser ada 3 yaitu:
1. Laser Zat Padat, bahan aktifnya berupa zat padat, seperti laser semikonduktor, dan laser Ruby
2. Laser Gas, bahan aktifnya berupa gas seperti N2 dan CO2
3. Laser Zat Cair, bahan aktifnya zat cair, seperti laser zat warna.
Karakteristik Laser
1. Monokromatik yang tinggi,
2. Koheren yang tinggi, (dalam fase ruang dan waktu)
3. directionality yang tinggi, (sempit dan berarah sinarnya)
4. Intensitas uang tinggi
5. durasi yang pendek (untuk laser pulsa)
Komponen Umum Untuk Laser
1. Medium Aktif
2. Mekanisme Eksitasi
3. Cermin dengan refleksitansi tinggi
4. Partially Transmissive Mirror
Prinsip Kerja Laser
1. Absorption
Molekul pada keadaan dasar, kemudian frekuensi radiasi elektromagnetik mengenai molekul tersebut, dan atom tersebut tereksitasi
2. Pancaran Spontan
Atom pada keadaan tereksitasi, karena E2>E1 maka atom mengalami transisi deeksitasi ke energi dasar secara radiatif dan tanpa ada pengaruh dari luar
3. Pancaran Terstimulasi
Atom berada pada keadaan tereksitasi, foton mengenai molekul, foton cenderung merangsang atom untuk mengalami deeksitasi ke energi tingkat 1 sambil memancarkan foton berfrekuensi sama.
4.
Gelombang Suara
Bunyi
adalah sesuatu yang dihasilkan dari suatu getaran. Bunyi termasuk gelombang
longitudinal yang merambat lurus kegala arah dari sumber tersebut.
Syarat
terjadinya dan terdengarnya bunyi adalah
a.
Ada sumber bunyi (benda yang bergetar)
b.
Ada medium (zat antara untuk merambatnya bunyi)
c.
Ada penerima bunyi yang berada di dekat atau dalam jangkauan sumber bunyi
Berdasarkan frekuensinya, bunyi
dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Bunyi Infrasonik adalah
bunyi yang frekuensinya < 20 Hz. bunyi ini tidak dapat didengarkan
oleh manusia namun dapat didengarkan oleh laba-laba, jangkrik dan lumba-lumba.
2. Bunyi audiosonik adalah
bunyi yang frekuensinya diantara 20 Hz - 20.000 Hz. bunyi jenis inilah
yang dapat didengarkan oleh manusia.
3. Bunyi ultrasonik adalah
bunyi yang frekuensinya > 20.000 Hz. bunyi jenis ini juga tidak dapat
di dengarkan manusia. hewan yang mampu mengarkan bunyi jenis ini adalan lumba2,
jangkrik, anjing....dll
Nada Bunyi, Kuat Bunyi dan Warna Bunyi.
Nada dan Desah
Nada adalah bunyi yang frekuensinya
tetap. Desah adalah bunyi yang frekuensinya
tidak teratur. Nada bunyi bergantung pada frekuensi sumber bunyi. Semakin
tinggi frekuensi sumber bunyi, semakin tinggi nada bunyi yang dihasilkannya.
Sebaliknya, semakin rendah frekuensi sumber bunyi, semakin rendah nada bunyi
yang dihasilkannya.
Kuat Bunyi
Kuat Bunyi
(Intensitas Bunyi) adalah keras atau lemahnya bunyi yang terdengar. Kuat bunyi bergantung
pada amplitudo. Semakin besar amplitudo getaran sumber bunyi, semakin keras
bunyi yang dihasilkan. Sebaliknya, semakin kecil amplitudo getaran sumber bunyi, semakin lemah bunyi yang dihasilkannya. Telinga manusia dapat
mendeteksi bunyi dengan intensitas serendah 10-12 W/m2 dan
setinggi 1 W/m2. Tingkat Intensitas, β, dari bunyi didefinisikan dalam intensitasnya, I, sebagai berikut :
(dalam dB)
dimana I0 adalah
intensitas tingkat acuan, dan logaritma adalah dari basis 10. I0 biasanya diambil dari intensitas minimum yang dapt
didengar manusia (ambang pendengaran).
Kualitas Bunyi atau Timbre
Umumnya, sumber nada tidak bergetar
hanya pada nada dasarnya, tetapi disertai pula oleh nada‑nada atasnya. Gabungan
nada dasar dan nada‑nada atas menghasilkan bentuk gelombang tertentu untuk
setiap sumber nada yang menunjukkan kualitas bunyi atau timbre dari sumber
nada. Sebagai contoh, nada suling dan nada terompet pada frekuensi yang
dibedakan bunyinya.
Cepat Rambat Bunyi
Cepat rambat bunyi adalah
jarak yang ditempuh oleh bunyi tiap satuan waktu.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi cepat rambat bunyi
a.
Medium tempat gelombang bunyi itu dirambatkan
b.
Suhu
Cepat
rambat bunyi pada beberapa medium :
Medium
|
Kecepatan (m/s)
|
Udara
|
340
|
Alkohol
|
1.240
|
Air
|
1.500
|
Kayu oak
|
3.850
|
Kaca
|
4.540
|
Besi
|
5.100
|
Suhu Udara (⁰
C)
|
Kecepatan (m/s)
|
0
|
332
|
15
|
340
|
25
|
347
|
Cepat rambat bunyi dirumuskan
sebagai berikut :
V = s : t
Keterangan:
v = cepat rambat bunyi (m/s)
s = jarak yang ditempuh (m)
t = waktu tempuh (s)
v = cepat rambat bunyi (m/s)
s = jarak yang ditempuh (m)
t = waktu tempuh (s)
Gambar:
Rumus Cepat Rambat Bunyi
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
·
Masing-masing
media memiliki panjang gelombang tertentu sehingga dapat digunakan pada
masing-masing dasar tujuan dan manfaatnya
·
Adapun
masing-masing media memiliki efek yang berguna dan merugikan daripada pancaran sinarnya
dan pancaran gelombangnya
3.2 Saran
·
Dalam pembuatan
makalah hendaknya memiliki bahan materi yang cukup untuk memperjelas materi
yang akan dibahas
·
Diperlukan
bimbingan dalam menyusun makalah yang baik dan benar sehingga meminimalisir
kesalahan dalam penyusunan makalah
Komentar
Posting Komentar